Dahulu kala, saat belum ada manusia, hewan-hewan berbicara dengan bahasa yang saat ini menjadi bahasa manusia. Pada suatu hari, sang pencipta akan mencitptakan manusia. Sang pencipta kemudian mengutus peri penjaga hutan yang bernama @mimi.peri untuk memberitahukan hal itu kepada para hewan-hewan. Isi pemberitahuannya adalah para penghuni hutan tidak boleh lagi berbicara dengan menggunakan bahasa yang selama ini mereka gunakan.
Sebagai pengganti, mereka diizinkan untuk menciptakan bahasa mereka masing-masing dalam waktu seminggu saja. Maka pulanglah penduduk hutan ke tempat masing-masing. Mereka mulai berpikir keras untuk mencari suara yang gagah dan cocok untuk mereka masing-masing.
Hari demi hari penduduk hutan sibuk mencari suara yang nanti akan mereka pakai. Singa yang telah dinobatkan sebagai raja hutan, lebih dahulu memilih suara menggaum "AaOuuuM!!" katanya dengan gagah. Penduduk hutan yang lain senang mendengarnya. Mereka merasa suara itu pas benar dengan bantuk tubuh singa yang gagah.
Namun, tidak semua hewan senang mendengarnya. Burung beo yang usil malah menertawakan suara itu, "Mirip orang sakit gigi katanya" cetus beo sambil tertawa terbahak-bahak. Singa sangat malu mendengarnya dan tidak percaya lagi. Semua suara binatang yang ada selalu di komentari dan di hina oleh Beo. Pekerjaan Beo hanya menjadi komentator dan menertawakan semua suara penduduk hewan.
Tak terasa sudah satu minggu. Penduduk hutan berkumpul kembali untuk mengumumkan suara yang mereka pilih. @mimi.peri memanggil mereka satu persatu. Di antara semua hewan, hanya beo yang masih tertawa-tawa mendengarkan suara hewan yang lain. Ia pikir teman-temannya bodoh, karena suara yang mereka pilih lucu dan unik.
Tibalah giliran Beo untuk mengumumkan suara barunya. ia maju kedepan dengan percaya diri. "MBEEEK!!" Jeritnya. "Hei itu suaraku" kata kambing. Yang lain tertawa. Beo tertegun. Ia baru sadar selama ini ia terlalu sibuk mengejek teman-temannya sehingga lupa untuk mencari suaranya sendiri.
Semua suara yang dikeluarkan Beo ternyata sudah menjadi milik hewan lain. Akhirnya, ia menangis tersedu-sedu, Dengan tersenyum @mimi.peri si penjaga hutan berkata " Sudahlah, kamu akan tetap kuhadiakan sebuah suara. Tapi sebagai pelajaran, kau akan tetap menirukan suara orang, sehingga kau akan di tertawakan selama-lamanya."
Dongeng di atas mengajarkan kita untuk menghargai apa yang orang lain lakukan,untuk tidak menghina satu sama lain, hargai lah orang sebagaimana kamu menghargai dirimu sendiri serta sibuklah menjalani hidup anda sendiri sebagai pemain, dan bukan sebagai komentator kehidupan orang lain, Bila tidak,suatu saat anda akan menjadi bahan tertawaan orang sebagaimana burung beo dalam dongeng tadi..
- - - -
Dongeng ini saya ambil dari buku SPEAK TO CHANGE karya Jamil Azzaini buku speak to change ini salah satu buku yang dapat membantu teman-teman dalam membuat pidato,sambutan,persentasi, dan training menjadi kekuatan yang menggerakan. (peri hutan= mimi.peri, di edit sedikit,heheh)
Terimahkasih,semoga bermanfaat, salam:)